Thursday, February 17, 2011

Umar: Karna Batu Kerikil!!

Umar Ibnu khattab adalalah salah satu pemimpin Islam terbaik setelah Rasulullah SAW. Michael Hart dalam bukunya 100 orang paling berpengaruh dalam sejarah memberikan kredit atas kepemimpinannya . Menurut penulis buku yang sempat menjadi kontroversial karna menempatkan Nabi Muhammad sebagai orang nomor satu di bukunya diragukan Islam bisa berkembang seperti sekarang jika saja ekspansi ekspansi besar tidak terjadi terutama lewat tangan Umar bin Khottob.

Suatu ketika Umat bin Khottob melakukan kunjungan ‘in cognito’ terhadap rakyatnya di tengah malam untuk menjaga agar informasi yang tiba ke telinga beliau bisa benar benar valid dan minim intervensi..tertujulah kedua mata nya kepada gubuk reyot di padang pasir yang luas. Semakin dekat ia melangkah, semakin keras tangisan anak anak . Untuk menjawab rasa penasarannya , dia meminta izin untuk dibukakan pintu.

“Kenapa ibu biarkan anak anak ini menangis?”Tanya Umara kepadanya,namun tidak diketahui identitasnya.

” Anak anak ini lapar tuan.”Jawabnya ketus.

” Lho bukankah masakan dalam periuk itu sudah masak?”. desak Umar kepadanya untuk segera mengambil masakan di periuk.

‘”Aku hanya masak batu , agar mereka tertidur..namun karna menahan lapar berhari hari maka usahaku membujuk mereka tidur sia sia..” Perempuan ini mulai terbuka menjelaskan keluh kesahnya.

” Kenapa tidak engkau laporkan keadaaanmu kepada Umar , sehingga bisa memberikan bantuan pangan ?” usulnya memprovokasi perempuan tersebut.

‘Umar telah menzalimiku,Umar tidak mau tahu keadaan ku. Dia sibuk dengan urusan sendiri.Dialah khalifah yang telah mengirim suamiku ke medan perang sehingga kehidupanku dan anakku tidak terurusi. semoga murka Allah atas Umar!!” Dia mendengarkan keluhannya dengan menahan rasa sesak di dada.

‘”Baiklah izinkan saya mohon diri..”

Sekejap kemudian Umar mengambil kunci Baitul Mal, mungkin sekarang semisal dengan Bulog untuk mengambil sekarung gandum dan dipikulnya tengah malam itu juga untuk diantar ke gubug di tengah padang pasir tersebut. Di bawah bayang bayang sinar rembulan, Umar menempuh jarak yang cukup jauh dari tempat tinggal nya yang merupakan pusat pemerintahan menuju pelosok desa dengan sekarung gandum. Tanpa diduga ‘ incognito’ nya umar terdeteksi oleh orang terdekat yang sekelas paspampres pada zaman millenium. Maka dikejarnya dan ketika tersusul ..tanpa tanya identitas karna sudah yakin itulah atasannya .

“Wahai Amiral Mukminin..sudikah kiranya saya yang membawa karung gandum ini untuk menggantikanmu agar engkau bisa beristirahat..biarkan saya membawanya kemana pun tuan perintahkan..!!”Pinta sang pengaawal.

“Jika tugasku ini engkau ambil alih, sanggupkah engkau mengambil alih tanggung jawabku di depan Allah pada hari kiamat nanti karna kelalaianku?” Umar menantang pengawalnya untuk menjamin kesanggupan pengawalnya menggantikanya didepan Allah.

Di luar dugaan, pengawalnya tidak mampu menjawab tantangannya pada saaat yang sama Umar sudah melaju menuju gubuk yang kelihatan seperti kubus kecil di tengah padang pasir di keheningan malam…

Pembaca kompasiana yang budiman!! itulah Umar Ibnu Khottob , karna takut kelalaiannya dimintai pertanggunjawaban di akhirat ia bahkan menolak untuk dibantu oleh pengawal dekatnya. Dia takut ,batu batu dalam periuk itu juga akan menuntutnya karna terlalu lama ditanak dalam periuk untuk membujuk anak-anak lapar yang hidup dalam ruang lingkup pemerintahannya.

Adakah seorang pemimpin sepertinya di zaman sekarang ini?..Kalaupun ada ..apakah ia juga ditakdirkan bertemu dengan kerikil yang ‘bersabar’ dalam periuk dapur seorang wanita yang suaminya mengabdi negara??..

Nurkholis Ghufron