Friday, February 18, 2011

Tauhid Pembebasan

Ciri khas agama dakwah Muhammad bin Abdul Wahab adalah “anti syirik”. Suatu dakwah yang sangat kurang menjadi minat para Ulama dan Syaikh di jamannya. Tentu saja ketika Muhammad bin Abdul wahab berdiri sebagai mujahid dakwah di samping seorang Ibnu Saud dirasakan sangat berlebihan. Sangat tidak toleransi dengan lingkungan, bahkan digugat sebagai pemecah belah Islam di abad itu.

Padahal cermin Muhammad bin Abdul Wahab dalam langkah dakwahnya adalah nabi yang memang tidak menyukai Syirik, tidak menyukai bid’ah dan tidak juga menyukai ghuluw, atau berlebihan dalam beragama, sehingga menghilangkan identitas agamanya. Semacam “Tauhid” yang menjadi misi Rasulullah, tujuan utamanya adalah mensucikan Allah dari segala bentuk serikat atau sekutu dalam eksistensinya sebagai Tuhan. Anti berbagai syirik dan segala jenisnya, sehingga harus melenyapkan sebuah keyakinan reinkarnasi tuhan yang bersifat batiniyah pada sifat dhahiriyah atau jasadiyah, layaknya batu batu dan manusia yang dianggap tuhan ( artinya yang layak menjadi tujuan ibadah dalam pandangan kaum paganis).

Dakwah Muhammad bin Abdul wahab bila tanpa pendukung dan umatnya , tidak akan mudah tegak begitu saja, sekalipun didukung faktor kekuatan , jika yang dijadikan alas dakwah hanya sekedar dakwah yang tidak intensif. Person dan sosok Muhammad bin Abdul wahab yang kontroversial dikalangan para penganut Muslim paganis, memang dianggap berlebihan dan merusak norma Islam. Sebab sebelum Muhammad bin Abdul wahab lahir dan menjadi juru dakwah anti syirik, masyarakat muslim arab kembali kafir, menyembah berhala dalam bentuk lain yang terkenal dengan sebutan kuburiyun atau “mereka yang meng-agungkan kuburuan”. Berhalaisme model baru tersebut mendorong Muhammad bin Abdul Wahab bangkit, menebas urat nadi syirik yang sangat membahayakan agama (yang kemudian menjadi fitnah besar dikalangan kuburiyun, bahwa Muhammad bin Abdul Wahab, jamaah tafir)dan menodai kemurnian tauhid.

Reaksi keras datang dari kelompok syi’ah, sufi dan kuburiyun, mereka memandang sepak terjang Muhammad bin Abdul wahab diluar batas, bahkan karena bencinya hati mereka yang berlumur dendam, lahir sosok sosok kontroversi yang sengaja menafsirkan hadist “tanduk setan” , itu menurut mereka adalah Muhammad Abdul wahab. Hati hati yang berkarat, yang tidak mungkin mengakses lagi kebenaran agama, melegalkan caci maki , bersepakat menyusun buku , seperti Zaini Dahlan dan seorang tafsir penulis catatan kaki tafsir Jalalain yang tersinggung dengan kehadiran Muhammad bin Abdul, menulis sebuah buku “hujatan menolak paham Muhammad bin Abdul Wahab, dan syi’apun tergoncang menyerang dari sisi lain tidak rela kalau kuburan kuburan , tempat mereka mengais makan diratakan dengan tanah. Bagi kebanyakan orang yang porsinya menganggap kuburan itu berfungsi bagi yang hidup, mereka berjuang dengan cara menebar issu “wahabi pembunuh”, padahal tidak tahu siapa yang dibunuh dan siapa yang membunuh. Sejarah yang terdiri dari dongeng dongen tidak shahi atau tidak valid sekitar berita “Abdul Wahab” , beredar diseantero dunia Islam. Tujuannya hanya satu “Menghancurkan negeri tauhid”

Itu sekilas sejarah yang dihilangkan dengan kata “ Wahabi”-

Iskandariyah Maulana Zulkarnain