Istilah BIDADARI dalam Al Qur’an disebut ‘huur‘.Quraish Shihab dalam bukunya Tafsir al-Mishbah menyatakan bahwa istilah ‘huur’ tersebut merupakan bentuk kata yang bebas kelamin, artinya bisa diartikan sebagai perempuan dan bisa juga laki-laki.
Kesan yang dimunculkan oleh kata ‘huur’ tersebut adalah terkait dengan : keindahan, kesetiaan, pengabdian, pasangan yang serasi dan sebagainya.
Karena keberadaan ‘huur’ tersebut merupakan sesuatu bentuk ghaib yang belum bisa kita temukan padanannya dalam kehidupan dunia, maka pikiran kita tentu saja boleh secara bebas menafsirkan bagaimana sosoknya.
Tentu dengan catatan, sepanjang tidak terlepas dari sifat-sifat dan ciri yang melekat kepada kata tersebut, dan ini bukan hanya terbatas kepada bentuk wanita yang cantik sebagaimana pemahaman kita tentang bidadari.
Lingkungan Sosial Yang Ideal
‘Huur’ adalah sosok yang diciptakan sesuai keinginan dan hasrat si penghuni, tergantung kecenderungannya.
Artinya di Surga kita bisa memilih “lingkungan sosial” mana yang sesuai dengan hasrat kita.- Kita yang menyenangi dunia ilmu pengetahuan, mungkin bisa membentuk “lingkungan sosial” yang serba sains. Di mana disana, terdapat Laboraturium, Perpustakaan, Peralatan serba canggih beserta staf-stafnya yang cerdas.Namanya juga Surga. ALLAH memberi kebebasan kepada kita, untuk memperoleh apa yang kita senangi atau yang kita inginkan.- Ada yang punya bakat “playboy“, mungkin bisa memilih pasangannya di surga, wanita-wanita memiliki kecantikan luar biasa.
- Kita yang menyukai dunia spiritual, mungkin bisa memilih “lingkungan sosial” yang serba santri. Terdapat majelis dzikir, yang setiap saat memuji kebesaran ALLAH.
- Kita sangat mencintai kehidupan keluarga, mungkin disana kita bisa memilih hidup sebagai keluarga ideal, dengan lingkungan yang ideal juga.
WaLlahu a’lamu bishshawab